Saya Sayang Malaysia

Pengikut

Sabtu, 5 November 2011

Wajah Gadis 19 Tahun Berubah Jadi Nenek 70 Tahun..!!!

Kongsi Di Pesbuk




Wajah Gadis 19 Tahun Berubah Jadi Nenek 70 Tahun, Tragis! Ita Susilawati, kembang desa Dusun IX Sido Keno Desa Suka Damai Kecamatan Pulau Bandring, Kabupaten Asahan, yang usianya masih 19 tahun, wajahnya berubah menjadi mirip wanita tua. Bahkan, kedua mata perempuan yang dulu menjadi rebutan para jejaka itu, kini tertutup, dan di perutnya tumbuh benjolan.

Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan Ita mengalami keadaan seperti itu. Padahal pihak keluarga sudah berusaha mencari penawar penyakit yang dideritai Ita, baik secara medik maupun memanggil tabib dan dukun. Sudah puluhan doktorr cuba menangani penyakit yang dialami wanita yang sudah pernah menikah, tapi kemudian ditinggal suaminya gara-gara penyakitnya tersebut.

Anak kedua dari tiga bersaudara buah hati pasangan Dur Rahman (50) dan Ramlia (44) itu lahir keadaan normal dan pernah dijuluki sebagai kembang desa Suka Damai. Ya, Ita memang cantik dan menarik. Itu pula yang membuatnya menjadi rebutan kaum lelaki, sehingga di usianya yang masih 17 tahun, ia telah disunting Hendra Efendi (23), warga Binjai, yang datang ke desanya bersama karyawan pasar malam tahun 2007 lalu.

Dengan suara perlahan, kepada METRO yang mendatangi rumahnya, sekitar 12 kilometer dari Kota Kisaran, ibukota Kabupaten Asahan, Ita menceritakan kronologi penyakit yang menderanya. Ita yang didampingi ibu kandungnya, Ramlia dan abangnya Bambang serta adik laki-lakinya Faizal mengatakan, penyakit itu menimpanya setelah ia menikah dengan Hendra, Juni 2007 lalu.

Awalnya, kata Ita, tidak ada masalah. Selama 3 bulan ia hidup berbahagia dengan suaminya. Namun kemudian, suaminya meninggalkan Asahan dan kembali ke kampung halamannya di Binjai untuk mencari pekerjaan.

Selama 3 bulan ditinggal suami, di awal 2008, Ita bermimpi dikejar 2 ekor ular yang cukup besar dan berwarna hitam. Dalam mimpi itu, ular itu tidak sempat mematuknya kerana ia terus berlari.

Awalnya Ita tak terlalu ambil kisah mengenai mimpinya itu, dan menganggapnya hanya mainan tidur. Hanya tiga hari kemudian, tiba-tiba tengkuknya terasa panas dan perih seperti bekas ditampar kuat. Bahkan bahagian yang sakit itu memerah dan ada bekas tapak tangan.

Tak lama, di kedua tangan dan pahanya muncul bintik-bintik merah, dan dadanya berkedut. Tak cukup, suhu tubuhnya juga tinggi. Rasanya, kata Ita, seperti direbus di dalam air mendidih. "Lalu saya dibawa ayah dan ibu ke Rumah Sakit Kartini Kisaran. Di sana saya diopname selama enam bulan," ucapnya.

Walau sudah 6 bulan menjalani perawatan di RS Kartini, tapi penyakitnya tidak juga sembuh. Yang membuat Ita dan keluarganya bingung, doktor mengatakan tidak ada penyakit yang diderita Ita.

Oleh itu, Ita dibawa pulang. Namun beberapa hari kemudian, keluarga membawa Ita ke Rumah Sakit Umum (RSU) Adam Malik dan RS Pirngadi Medan. Di RS tersebut, beberapa doktor spesialis mahupun doktor umum yang melakukan dianogsis, tak satu pun boleh memastikan jenis penyakit yang diderita Ita. Malah, doktor memberitahu tidak ada penyakit di tubuh Ita.

"Kerana tiadak ada penyakit yang ditemukan, anak saya meenghantar anak saya kembali ke kampung. Sedang suami anak saya masih lagi di perantauan. Di rumah, penyakit Ita bertambah parah, hingga kedua matanya membengkak dan kulit mata bahagian atas menutup, serta kulit mata bahagian bawah membengkak dan seperti meleleh," ucap ibu kandung Ita.

Manakala di perutnya tumbuh benjolan sebesar kepalan tinju orang dewasa. Melihat itu, kembali Ita dibawa ke rumah sakit. Sekali lagi tidak ditemukan jenis penyakit yang dideritanya.

"Orang pintar atau dukun mengatakan anak saya diguna-guna orang yang tidak suka melihatnya. Tapi saya tidak mahu terbuai dengan apa yang diutarakan dukun itu. Saya hanya terus berusaha dan meminta kepada Yang Maha Kuasa agar anak saya yang satu-satunya perempuan ini boleh sembuh," harapnya.

"Lihatlah wajahnya, kerana didera sakit selama dua tahun ini, kelihatan seperti nenek-nenek. Padahal usianya baru 19 tahun," tambah ibu kandung Ita.

Untuk membiayai perubatan Ita, katanya, sudah banyak wang dikeluarkan keluarga. Bahkan modal berdagang pakaian dan lainnya sudah habis digunakan, begitu juga ladang mereka. Tapi penyakit Ita belum juga sembuh.

"Suaminya hanya sekali datang ke rumah ini setelah pergi merantau. Kedatangannnya hanya sebentar. Setelah dilihatnya istrinya sakit, ia kembali ke perantauannya dan tidak lagi kembali. Mereka belum sempat dikuruniakan anak," katanya.

Melalui maklimat yang diperoleh, Hendra merebut Ita dari tangan orang lain dimana pada masa itu ita sudah bertunang dengan lelaki lain. Tiba-tiba Ita menikah dengan Hendra, dan terpaksa wang pertunangan dikembalikan kepada tunangannya, seorang lelaki yang masih satu kampung dengannya


0 ulasan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Copyright@Segala Catatan Yang Ditulis Dalam Blog Ini Adalah Hakmilik http://phantom1-jomlayan.blogspot.com